Orang semakin banyak melakukan i'tikaf di masjid pada bulan puasa. I'tikaf biasanya dilakukan mulai tengah malam hingga subuh. I'tikaf semakin ramai pesertanya, semakin aduhai.
Saya mencoba mencari arti kata i'tikaf, ditemukan makna harfiahnya adalah berdiam diri. Pelaksanaannya, i'tikaf di bulan puasa adalah masjid. Lengkap dengan pengumuman, lauk-pauk sahur, dan penceramah. Seru dah...!
Memang makna i'tikaf adalah berdiam diri. Tapi berdiam dirinya orang i'tikaf bertujuan mendekatkan diri dengan Tuhan dengan shalat dan dzikir/wirid. Dia melakukan perenungan, mencari jati diri, dan tentu saja mencari Tuhan.
Kalau i'tikaf dengan peserta yang ramai begitu, apakah bisa tujuan i'tikaf itu tercapai? Puji Tuhan, jika tercapai. Pengalaman saya dahulu ikut i'tikaf seperti itu sulit mencapai tujuan, apalagi saya dahulu niatnya mencari sahur dengan lauk pauk yang enak, semakin jauhlah dari tujuan.
Orang tarekat, saya bukan termasuk di antaranya, berdiam diri untuk mencapai Tuhan dilakukan dengan cara khalwat. Khalwat kira-kira sama dengan i'tikaf, bedanya khalwat dilakukan sendiri dan di ruangan tersendiri. Khalwat tanpa keramaian, bahkan anti keramaian dengan orang lain. Syahdan, khalwat ada metodenya, terutama metode dzikir/wirid.
Kembali ke i'tikaf, sebagai sebuah sarana, sah saja. Kita juga tidak boleh su'udzon atas i'tikaf seperti di atas. Cara orang berbeda-beda.
Namun, kalau boleh saya katakan i'tikaf seperti di atas adalah i'tikaf perkotaan, yaitu i''tikaf yang dilakukan oleh orang-orang perkotaan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dengan cara-cara perkotaan.
Semoga yang kau cari dalam i'tikaf adalah TuhanMu, bukan sesama mahluk. Apalagi meminta dan berharap pada sesama mahluk, maka kehinaan yang akan didapatkan.
MYK
01.04.2024
0 Comments