Enny Arrow Murka Menggelinjang. Begitulah kata-kata hipnotis dalam setiap buku yang ditulis Enny Arrow. Buku populer di kalangan anak sekolah hingga tahun 1990-an, sebelum lahirnya era internet.
Buku yang sukai anak sekolah, namun dibenci guru untuk para siswa yang membacanya. Mungkin guru juga diam-diam membacanya tanpa sepetahuan muridnya. Bisa jadi membacanya di sekolah juga, seperti para siswa yang membaca sambil mindik-mindik diumpetin di dalam buku sekolah.
Stensil. Begitulah sebutan populernya. Buku cerita pornografi, kadang-kadang dilengkapi gambar sensual yang dicetak di kertas jenis stensil, kertas buram berkualitas rendah. Waktu itu, jangan coba-coba membawa buku ini secara terbuka. Bisa jadi rebutan banyak orang untuk membacanya.
Memasuki era internet, lamat-lamat kepopuleran buku-buku Enny Arrow redup, lalu hilang. Generasi sekarang tentu tidak tahu siapa Enny Arrow dan merasakan keseruan membaca buku itu di dalam kelas.
Saat ini, cerita seperti itu bertebaran dengan mudahnya ditemui di internet. Tinggal klik, masukan kata kunci, langsung keluar beragam cerita. Dilengkapi dengan gambar hidup alias video.
Apalagi di medsos, semakin menggila. Di semua kanal medsos: TikTok, Instagram, Telegram, Twitter, FB, dll. Trending topik pun sudah sangat terbuka, tanpa tedeng aling-aling. Fokus ke tujuan, sangat terbuka dan bebas.
Itulah mengapa saya menulis judul "Enny Arrow Murka"? Saat ini tidak ada sensor. Orang bebas menikmati kapan saja dan dimana saja yang penting punya kuota. Tidak pandang umur: tua, muda, bahkan anak-anak SD secara bergerombol dapat melihatnya di tempat terbuka, orang lain tanpa peduli.
Dulu buku Enny Arrow itu ada razia polisi. Jangan coba-coba menjualnya secara terbuka atau membawanya secara terbuka, pasti ditangkap. Saat ini filter untuk pornografi benar-benar ada di tangan orang tua, jika tidak ketat, pasti bablas.
Saat ini, kata-kata hipnotis Enny Arrow bisa jadi lebih sopan: menggelinjang....!
Penulis: Muhammad Yusuf Qosim (MYK)
0 Comments