Forum Komunikasi Generasi Muda Nahdlatul Ulama (FK GMNU) adakan Halal Bi Halal dan Konsolidasi NU Kultural Dalam Perubahan Politik Indonesia 2024. Halal bi Halal FK GMNU sangat menarik dalam konteks menghadapi posisi NU saat ini, yang hampir dan nyaris, terjadi perseteruan atas dinamika politik yang berkembang.
Halal bi Halal dan Konsolidasi diinisiasi oleh Sahabat Amsar A. Dulmanan, dihadiri oleh beberapa Narasumber dan Pakar diantaranya: Dr Endin AJ Soefihara (Senior PBNU), Joko Eddy (Praktisi Hukum), Okky Tirto (Dosen Unusia), Muhammad Yusuf Qosim (Dosen Unusia), M. Johansyah (Senior PMII dari Militer).
Beberapa narasi yang berkembang, yang sangat spesifik misalnya, “NU Kultural Wajib PKB, NU Struktural Sekarepmu.” Lalu dijawab dengan “Warga NU Wajib Bahagia, PKB Sekarepmu.” Lepas dari kajian terminologis, pada substansi dua narasi tersebut, setidaknya yang perlu digarisbawahi, ada perseteruan narasi yang dibangun antara NU struktural dan NU kultural.
Tidak tahan dengan kondisi dan suara sumbang di Masyarakat, Forum Komunikasi Generasi Muda Nahdlatul Ulama (FK GMNU) menginisiasi forum, yang mempertemukan berbagai elemen untuk menyamakan persepsi tentang gerakan NU Kultural.
Beberapa Pandangan Diskusi
Dr Endin AJ Soefihara, merekomendasikan respon terhadap amaliah, harus direspon dengan pemikiran. Jadi amaliah NU yang sudah melekat di masyarakat, harus disertai dengan respon pemikiran yang kekinian, agar NU terus dapat beradaptasi dan benar-benar kehadirannya, menjadi solusi atas berbagai problem di tengah kehidupan Masyarakat.
Bang Endin menilai, jika warga NU ada yang bernasib baik, menduduki jabatan tertentu, atau memiliki akses tertentu, anggap saja itu urusan pada “nilai nominal - (ibarat uang)” masing-masing, serahkan pada keluarga NU sendiri, yang memberikan tempat pada kadernya. Namun kehadiran orang NU yang memiliki nilai “nominal” tadi, harus kembali kepada NU dan memberi nilai tambah pada NU, yang memperoleh aliran politik, juga harus bertemu pada wadah NU, sehingga menaikkan value NU (nilai intrinsik).
Faktanya, NU punya respon kemampuan yang cepat secara syar’I (pada hukum dan ketentuan agama), akan tetapi lambat merespon secara sains dan teknologi. Padahal terhadap perubahan yang ada, NU dituntut untuk merespon secara cepat. NU harus menawarkan nilai baru, yang bisa menambah nilai instrinsik NU.
Beberapa Rekomendasi Penting Konsolidasi NU Kultural:
- Barang lama (NU) akan tetap bisa bernilai lebih, asal bisa dikelola dengan cara baru, sehingga barang lama harus diupgrade.
- Dalam tahap menaikkan taraf kesejahteraan warga NU,
- Untuk urusan metode menaikkan nilai intrinsik NU, Sahabat Endin menyerahkan pada sahabat-sahabat yang ada dibangku sekolah. Karena tidak ada metode baku, akan tetapi metode terus berubah.
- NU punya perilaku yang sifatnya peribadatan (amaliah), yakni amaliah yang tua-tua. Saat ini amaliah NU banyak yang tidak adaptif dengan masyarakat kota, sementara amaliah NU banyak yang boros dan lama, sehingga kurang adaptif dengan masyarakat kota. Juga yang sifatnya pemikiran dan gerakan.
- Antara amaliah fikrah dan harakan, belum saling terkoneksi dan berinterelasi.
Sahabat Amsar A Dulmanan, Koordinator Nasional FK-GMNU mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak; Pemantik Ide & Gagasan, Moderator, pemimpin DOA penutup acara, hadirin, yang datang, atau via Link Zoom, dalam HALAL BIHALAL & KONSOLIDASI NU KULTURAL dalam perubahan politik Indonesia 2024. Juga para donatur "bantingan" yang tidak mau disebut bohir, yang ikut andil terselenggaranya acara tsb.
Semoga semua menjadi barokah & kita semua mendapat petunjuk Allah SWT pada ke ridhonya jua, amin.
Jakarta 1 Juni 2022.
0 Comments